Wednesday, August 31, 2011

My Istiq


Gagal mempersiapkan adalah mempersiapkan gagal
(Mike Murdock)

Saya dulu deg-deg-an setiap kali membaca petuah Mr. Murdock diatas. Gagal mempersiapkan adalah mempersiapkan gagal. Dari dulu, saya takut dengan kegagalan, sehingga saya selalu berusaha untuk selalu berjalan dalam garis ‘yang sudah saya buat’. Saya stagnan, dan selalu kebingungan dengan ‘cara kerja’ Allah dalam mengabulkan setiap permintaan saya. Benar apa yang dikatakan oleh Andrea Hirata dalam novel Laskar Pelangi-nya, Jika doa dan pengabulan merupakan variable-variable dalam sebuah fungsi linier maka Tuhan tak lain adalah musim hujan, sedikit banyak bisa diprediksi. Karena Tuhan tidak tunduk pada postulat dan teorema manapun. Cara bertindak Tuhan itu sangat aneh, dan tak dapat diramalkan. But I’m sure, all what I get is what I need…
Saat menyusun skripsi, setiap malam saya memohon kemudahan pada Allah, jika saya lulus, saya meminta dengan sangat untuk bisa mengabdi sebagai guru di sekolah lanjutan, karena saya merasa cocok mengajar anak-anak ABG (saya berpikir dulu saya sangat suka diskusi). Diakhir doa, saya selipkan kalimat ini, yaa Allah, saya tidak ingin mengajar disekolah dasar. Berbulan kemudian, Ia menjawab doa saya, saya diterima di sekolah lanjutan Islam swasta sebagai guru bahasa Inggris setelah melewati tes yang melelahkan, menulis artikel dan presentasi dadakan. Saya senang bukan main. Tak henti-henti saya ucapkan syukur saat saya ditelpon oleh pihak yayasan. Namun karena satu dan lain hal, saya dengan berat hati akhirnya melepaskan kesempatan yang saya idamkan dari dulu itu.

Kasih............

Kasih manusia sering bermusim. Sayang manusia tiada abadi. Kasih Tuhan tiada bertepi. Sayang Tuhan Janjinya pasti