BILA IKHWAN JATUH CINTA
Saya baru kali ini berbincang dengan seorang ikhwan tentang masalah hati secara blak-blak-an. Saya punya beberapa teman ikhwan online dan mereka biasa curhat tentang masalah hati pada saya tetapi tidak dengan teman ikhwan saya yang satu ini. Dia adalah teman “nyata” saya. Seorang ikhwan yang baru beberapa bulan saya kenal itu telah jatuh cinta pada teman wanita saya – anggaplah ia bernama Habibi dan si wanita bernama Habiba.
Awalnya Habibi bercerita bahwa ia sangat berkeinginan untuk segera menikah dan minta dicarikan jodoh yang sesuai dengannya. Saya belum “ngeh” waktu itu, saya anggap ia hanya berkelakar. Saya memperlihatkan beberapa photo teman-teman saya padanya, mana tau ada yang berkenan dihatinya. Tapi ia hanya melirik sekilas pada photo-photo yang saya pajang dilayar monitor, seperti tak menarik. Kian hari tingkahnya semakin aneh dan terlihat kikuk. Saat ia berjalan matanya selalu tertunduk, saat bekerjapun ia terlihat tidak focus dan matanya menerawang entah kemana. Rupanya Habibi sedang “merasa” suka dengan seorang teman baik saya. Saya merasa kasihan padanya, seperti itukah ikhwan yang sedang jatuh cinta? Seperti ayam yang