Sunday, July 24, 2011

Ramadhan Yang Menyehatkan

Rasulullah SAW ketika berbuka, Beliau terbiasa hanya minum segelas air putih dan sebutir korma, kemudian melanjutkannya dengan shalat maghrib dan baru makan. Ini terbukti menyehatkan lambung dan pencernaan. So bagi kamu yang tidak suka korma, kamu bisa menggantinya dengan buahan segar lainnya, karena buah lebih bagus dikonsumsi ketika perut lagi kosong. Nah, pantengin tips-tips berikut agar makna puasa secara jasmani-mu sehat walafiat.
  1. Jangan berbuka puasa dengan minuman kaleng (soft drink), seperti coca cola, fanta, pepsi, sprite de el el. Karena minuman tsb mengandung soda lebih tinggi. Mungkin bagi sebagian kamu minuman sejenis ini agak bergengsi karena berlabel impor. Tapi di Amrik sono, softdrink gak terlalu ngetrend bagi remaja Amrik. Menurut penelitian, seseorang yang mengkonsumsi dua kaleng softdrink perhari selama setahun, akan menyebabkan tulang keropos (osteoporosis), wuih mengerikan!! Padahal rata-rata penduduk di Indonesia 60% dinyatakan kekurangan kalsium. Di Amrik, fanta digunakan untuk membersihkan darah akibat kecelakaan dijalan raya (???) Masih mau mengkonsumsinya? Kalo masih gak percaya juga, kamu bisa melakukan eksperimen sendiri, rendam besi karatan kedalam fanta, dan biarkan beberapa jam, karat pada besi tsb akan melunak, seperti itu juga pada lambungmu. 
  2. Jangan minum teh satu jam sebelum dan sesudah makan nasi, karena bisa menyebabkan kekurangan darah. Tapi beberapa jam setelah makan, akan lebih menyehatkan, karena teh mengandung antioksidan 
  3. Jangan makan terlalu berlebihan. Makanlah seperlunya dan jangan biarkan perutmu menjadi tong sampah dadakan. 
  4. Perbanyak makan buah dan sayuran, karena buah mengandung banyak mineral yang dibutuhkan tubuh. 
  5. Perbanyak minum air putih 
  6. Jangan mengisi ulang kemasan botol minum air mineral. Karena pada kemasan botol mengandung karsinogen. Karsinogenik adalah zat kimia yang memicu pertumbuhan kanker. Ayo… jadikan ramadhanmu sehat lahir bathin….
Selamat menunaikan ibadah puasa
Taqobalallahu minna waminkum, shiyamana wa shiyamakum...

Sunday, July 10, 2011

Selamat Datang Ramadhan

Taqobalallahu minna waminkum, shiyamana washiyamakum....

Ketika waktu berlalu detik demi detik, tak terasa bahwa ia merangkak mendekati titik nadir dari sebuah akhir yang menakutkan, yaitu ajal. Pernahkah kita berpikir ketika ramadhan tahun lalu beranjak dan ramadhan sekarangpun telah menghampiri? Rasanya waktu berjalan dalam sekejap mata, dan tak terasa bahwa kulit makin mengendur, kantung mata semakin menurun, uban tlah tumbuh satu-satu tanpa kita sadari, tulang punggung kian membungkuk, lutut semakin goyah namun kita jarang sekali menyadari bahwa waktu terus berjalan dan kita semakin tertinggal dibelakang. 


Itulah kita, manusia yang disebut Allah tak pandai mensyukuri nikmat yang tlah diberikanNya, bukan lantaran kita manusia biasa, tapi karena kita memang tak biasa mensyukurinya. Karena kita terlena oleh buaian dunia dan rotasi bumi yang tak pernah berhenti, tanpa kita sadari bahwa bumipun berputar mengelilingi matahari yang berarti kita tlah meninggalkan siang untuk menemui sang malam. Tapi pernahkah kita menyadari bahwa lebih dari sepertiga hidup kita telah habis digunakan untuk tidur? Tanpa ada keinginan untuk mengorbankannya barang beberapa menit terjaga disepertiga malam terakhir?


Dan sekarang ramadhanpun telah menghampiri, dan detik usia bukanlah semakin bertambah, tapi malah berkurang. Maka sebagian dari orang-orang yang beriman berharap, ramadhan kali ini janganlah cepat berlalu, mereka selalu merasa kekurangan ketika ramadhan beranjak meninggalkannya. Maka ketika perpisahan dengan ramadhan tiba, mereka merasa berduka seperti melepaskan sesuatu yang amat dicintainya. Itulah sikap orang-orang  yang beriman. Namun sebagian orang yang gersang hatinya akan cahaya iman, ia merasa berat akan kedatangan ramadhan, bukan karena berat menyadari bahwa umur tlah berkurang, tapi merasa berat dengan kewajiban yang harus dilaksanakan. 


Sebelum terlambat, marilah kita persiapkan diri sejak dini, menargetkan seoptimal mungkin   amalan-amalan apa yang harus dilakukan dibulan ramadhan. Karena ramadhan adalah madrasah bagi kaum muslimin untuk melatih dirinya menjadi seorang mukmin yang bertakwa, menjadi manusia yang bermartabat didunia dan akhirat. Mari kita perbanyak amalan-amalan karena dibulan ramadhan sedikit apapun amalan yang kita lakukan akan mendapatkan ganjaran pahala yang besar disisi Allah SWT. Ramadhan adalah bulan penuh berkah dimana pada bulan inilah Alqur’an diturunkan sebagai cahaya penunjuk jalan bagi umat manusia, bulan ramadhan lebih baik dari seribu bulan, di bulan ramadhan pintu pintu neraka ditutup, setan setan dibelenggu, sedangkan pintu-pintu syurga dibuka, maka siapakah yang tidak ingin memasukinya?. Alangkah meruginya orang orang yang mengabaikan keberkahan ramadhan dan melalui hari harinya tanpa makna. Maka  sebelum ramadhan meninggalkan kita atau kita yang akan meninggalkannya, persiapkan diri sedini mungkin untuk menyambutnya.  Karena memang, hidup tak pernah berhenti, yang berhenti adalah nafas kita.

Refleksi Ramadhan, 08 Aug 2010

Saturday, July 9, 2011

Etika Dalam Sepiring Nasi

Etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia 
dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang 
dapat ditentukan oleh akal dan moral
(Drs. Sidi Gajalba - Sistematika Filsafat)

Sewaktu kecil, Ayah saya adalah pelaku etika yang menyeramkan bagi saya. Menurut kami, anak-anaknya, Ayah adalah sosok yang keras dan terlalu banyak pantangan dan aturan. Aturan pertama yang tak bisa saya lupakan adalah, jika bacaan shalat kami tidak benar, maka lidi yang bicara. Waktu itu saya belum genap enam tahun, jika akhir minggu, Ayah akan menguji bacaan shalat kami, jika banyak yang salah, maka lidi yang diraut sebanyak seratus helai itu dilecutkan ke pantat kami. Lidi seratus helai, tidak kurang, tidak lebih itu diikat dengan karet gelang dengan kuat. Jika kesalahan kami karena hapalan juz ‘amma atau bacaan shalat yang tidak benar, maka anyaman lidi tersebut dijalin tiga, jika dipukul ke pantat, rasanya habis jatuh dari ketinggian lima meter, terhenyak ke tanah keras dan pantat terlebih dahulu.
Jika kami nakal, misalnya menjahili anak tetangga, maka hukumannya adalah dipukul telapak tangannya dengan anyaman lidi tadi, tapi lidinya tidak dijalin dan dibiarkan seperti sapu lidi. Ini sakitnya beda, perih dan nyeri sekali. Saya dan Abang saya yang nomor dua sering kena hukuman ini. Kedua, adalah hukuman gigi. Ayah membuat perjanjian dengan kami jika diantara kami membuang sampah sembarangan, maka memungutnya harus dengan gigi. Saya langganan hukuman ini, meskipun sudah minta maaf, tapi Ayah tetap berdiri sangar didepan saya, mata melotot dan memaksa saya mengambil sampah makanan ringan itu dengan gigi.
Ketika kami beranjak remaja, peraturan Ayah bertambah lagi. Ketika makan, tidak boleh buru-buru, ambil nasi dan lauk sedikit-sedikit, jika mau lagi tambah dironde kedua. Tidak boleh makan dengan mulut terbuka, tidak boleh terdengar cepak-cepak saat makan, katanya (maaf) seperti makannya babi, tidak boleh ngobrol, tidak boleh bercanda, tidak boleh na..na…na. Alhasil, tak satupun dari anak-anaknya yang mau makan bareng dengan Ayah. Tapi Ayah tetap cuek, kalaupun saya terpaksa  makan bersama Ayah, saya lebih memilih makan dimeja makan, sedangkan Ayah memang lebih suka makan dilantai, dialasi tikar pandan. Soalnya saya punya kebiasaan jelek saat makan. Saya makan sambil membaca, jika tanpa bacaan tiba-tiba saya kehilangan selera.
Ganjaran peraturan Ayah tersebut akhirnya saya bayar bertahun kemudian. Waktu itu saya masih kuliah dikota Padang. Suatu hari saya dan beberapa teman menghadiri akad nikah seorang teman. Setelah acara akad, basa-basi adat dan beberapa pantun dari kedua pihak mempelai, kami langsung menyantap hidangan yang sudah dari tadi dihidangkan didepan kami. Kebetulan disamping kanan saya duduk dengan anggun seorang Ibu muda anggota DPRD Sumbar, kakak dari mempelai pria. Karena menunya semua daging sapi dan ayam, bersantan dan berminyak, saya tidak terlalu selera karena saya tidak makan daging. Setelah beberapa suap dengan lauk kentang dan acar, saya cepat-cepat mencuci tangan. Tiba-tiba, Ibu dewan tersebut memukul tangan saya dan berkata, “Tidak sopan, tunggu dulu tuan rumah mencuci tangannya terlebih dahulu baru para tamu. Ini adat.” Katanya mendelik saya dengan ekor matanya. Teman yang duduk disamping saya terkikik menahan tawa.

Tapi saya tidak. Sakit hati luar biasa. Kenapa dia tidak baik-baik memberitahu saya, saya bukan anak kecil lagi, saya sudah mahasiswa lho (ehm). Sepanjang perjalanan pulang, saya mengingat-ingat, menyesali, jangan-jangan saya pernah mencoblos nomor anggota DPRD tadi saat Pilkada. Saat mencuci, saat kuliah, tidur, makan, saya berusaha mengingat-ingat nomor urut si Ibu anggota dewan tadi. Awas lima tahun lagi! Pikir saya.

Sunday, July 3, 2011

Iklan, Merk dan Boikot

“Semua orang pada prinsipnya melakukan apa yang
mereka sukai bukan apa yang seharusnya
mereka lakukan.”
(Parker)
Iklan
Apakah anda termasuk penikmat iklan, sinetron atau program kreatif tv? Kalau saya lebih suka nonton iklan ketimbang sinetron yang tidak berkualitas. Alasan kesukaan saya adalah iklan jauh lebih kreatif daripada sinetron ataupun film Indonesia, selain iklan ngeyel, iklan sabun mandi atau iklan obat kuat tentunya. Soalnya terkadang saya penasaran menghubungkan antara wanita seksi dengan mobil mewah sampai sabun batangan yang harganya cuma seribu, atau hubungan rokok dengan kaum intelektual. Terkadang ada juga iklan yang ‘cerdas’ berisi pelajaran moral, atau iklan yang menghibur. Akhir-akhir ini saya suka iklan kartu GSM. Misalnya perang iklan antar dua operator, saling berbalas pantun, dan yang lain ‘menyabotase’ semua iklan operator GSM dan mengemasnya menjadi satu sehingga terkesan lebih ‘ramah’.
Iklan yang bagus belum tentu kualitas produknya juga bagus. Sebagai konsumen yang cerdas, jangan sampai kita tertipu dengan kemasan iklan yang menggoda, artis pemeran yang mempesona atau istilah yang dipakai dalam iklan yang menggambarkan seolah-olah ini adalah produk yang bagus, aman dan ramah lingkungan. Padahal artis pemerannya sendiri belum tentu menggunakan produk tersebut.

Merk
Saya orang yang ‘fanatik’ (dalam tanda kutip, lho) dengan merk dan perusahaan yang memproduksinya. Misalnya, saya senang sekali menyeruput teh hangat merk dalam negeri. Jika sedang makan diluar saya selalu memesan teh botol merk yang sama atau teh seduh. Jika saya tertarik dengan suatu produk, yang pertama saya lihat dulu adalah perusahaan yang memproduksi, ingredient dan kemasan. Kenapa? Seperti yang saya katakan diatas, iklan yang mewah belum tentu produknya bagus. Banyak iklan produk kosmetik, sabun mandi, shampoo, pasta gigi atau makanan dan minuman yang mewah dan memasang artis papan atas, kemasan yang bagus tapi tidak berkualitas dan bahkan pernah diulas beberapa media cetak sebagai produk yang berbahaya untuk dikonsumsi secara terus menerus meskipun sudah terdaftar di LPOM. Setelah ‘ketahuan’ oleh media, perusahaan yang bersangkutan langsung membenahi image-nya dengan iklan yang serba wah dan meyakinkan. Sayangnya, media tidak terlalu meng-ekspos kasus ini terlalu jauh. Namanya juga politik bisnis, semua bisa didinginkan dengan uang.
Untuk meng-antisipasi ini, kitalah sebagai konsumen yang harus cerdas memilih.
Nah, ini bagian yang saya suka. Jika saya sedang jalan-jalan ke supermarket (saya harap Mbak-Mbak SPG-nya tidak bosan melihat saya yang suka berdiri kelamaan di rak-rak besar yang berjejer) saya suka hunting produk baru yang ada diiklan. Bukan berniat membeli, tapi cuma ingin membaca ingredient, perusahaan yang memproduksi dan mematut-matut kemasannya. Jika ada nama kimia yang janggal menurut saya, saya langsung tanya Engkong Google.  Jika kemasannya menarik, saya ingin mengatakan, betapa kreatifnya. Saya adalah pelaku boikot sejak tujuh tahun lalu, maka sebelum membeli suatu produk, saya harus men-cek perusahan manufacturingnya.  Aktifitas boikot saya ini sering jadi bahan ledekan oleh teman-teman saya. ‘Lha, ente aja pakai produk Amerika Zionis juga tuh’. ‘Aduh MJ, saya bawa oleh-oleh lho, tapi maaf, produk Amerika sih….’

Friday, July 1, 2011

Naik Turunnya Iman

Penyebab Naik Turunnya Iman Oleh Syaikh ‘Aidh Abdullah Al-Qarny
Penyebab Naiknya Iman

  1. Berdoa, memuliakan dan mengagungkan Nya. Memohon dan mengharapkan balasan hanya kepada-Nya, dan banyak-banyak mengingat-Nya. 
  2. Merenungkan/mentadabburi Kitab-Nya. Tak ada yang lebih menyembuhkan hati kecuali dengan membaca Kitab-Nya Yang Maha Mulia. Banyak para pemuda Muslim yang menyibukkan diri mereka untuk mempelajari pengetahuan syariah dengan mengorbankan waktunya untuk membaca Qur’an hingga hati-hati mereka menjadi keras. Jika saja ini terjadi pada orang yang patuh, bagaimana dengan orang yang mengisi hati hatinya dengan dosa?
  3. Melaksanakan shalat wajib secara berjamaah dengan teratur. Allah menjamin orang yang menjaga shalat wajibnya dengan berjamaah, Ia tidak akan meninggalkannya, tidak akan menghinakannya/memalukannya, dan Dia akan menjaganya didunia dan akherat kelak 
  4. Melaksanakan shalat sunnah rawatib secara teratur. Rasulullah SAW menekankan untuk banyak-banyak melakukan shalat sunnah dan beliau selalu mengerjakannya secara teratur. Kapanpun kita merendahkan diri dengan bersujud kepada-Nya, Ia akan mengangkat derajat kita. 

Kasih............

Kasih manusia sering bermusim. Sayang manusia tiada abadi. Kasih Tuhan tiada bertepi. Sayang Tuhan Janjinya pasti