Rabb...
Sepertiga malam
ini, kurasakan kesepian pada puncak-puncak malam. Pada gersangnya siang
berlabuh pada dini yang gelap.
Keletihan raga
mengakukan sendi-sendiku untuk bangkit menyambut-Mu
Memaku tulang
belulangku pada keempukan dunia.
Duhai gelap, beri
sedikit cahaya agar mata ini terbuka, beri sedikit kuat agar hati ini bisa
mencabut paku-paku ini.
Pada puncak-puncak
malam, aku selalu merasa kesepian
Hingga fajar
datang, dan raga masuk dalam lingkaran kesibukan
Aku kembali lupa,
pada-Mu
Cinta…cinta mana
yang ku harap, selain cinta-Mu, Rabb…
Ketika sepi
mengusik diri, hening menciptakan Kristal-kristal disudut mata
Tapi itu hanya
aktivitas raga, tanpa mengalir mengusik jiwa, hingga iman hanya berakhir pada
kata-kata
Aku dusta, dusta
pada-Mu
Aku pembohong,
pecinta yang biasa menggombali tanpa nyata
Bahkan sekedar
menemui-Mu, saat Engkau datang, disepertiga malam terakhir kita, aku tak
sanggup menyambut, meski sekedar membuka mata.
Aku dusta, sekali
lagi aku dusta saat ku nyatakan cinta.
Saat aku tergopoh
menyambut-Mu, pada sepertiga malam pertama kita, aku tak merasakan ihsan saat
bercengkrama dengan-Mu
Serasa aku
berbicara pada gelap, dikamar aku sendiri
Saat sepertiga
kedua malam kita, ku coba menyisir sisa-sisa cinta tadi pagi
Namun yang
kutemukan hanya gelap, kembali. Disudut hati tak kutemui cinta yang ku gombali
tadi pagi
Pada episod hari
berikutnya, ku coba membangun cinta, pada sepertiga malam terakhir kita.
Aku kembali
terpaku pada keempukan dunia. Sendi-sendiku kembali kaku.
Bahkan membuka
matapun aku tak sanggup
Sepertiga malam
terakhir kita pun berakhir sudah
Rabb…. Nikmat mana
yang mesti aku dustakan
Saat Engkau tak
pernah jemu memberiku kesempatan berkali-kali
Untuk memperbaiki
malam-malam gelapku.
Rabb…. Seteguk cinta-Mu
saja cukup untuk malam ini
Seteguk saja,
pelepas dahaga ini.
Hiasilah sepertiga
malam-malamku dalam dekapan cinta-Mu
Tunggu aku
dipenghujung malam, pada sepertiga terakhir
Rabb…ku mohon….
Jangan biarkan
dunia merampas akhiratku…
No comments:
Post a Comment