Aku tak berani menatap langit
Takut mendung tak jua menuai hujan
Matahari terlalu gagah untuk ku tantang,
Aku selalu berdoa pada langit
Agar mendung menggelantungkan awan hitam
Terkadang,
Kubisikkan harapan pada camar
Pada tarian ilalang
Tentang sebuah musim yang bernama kemarau
Retak tanah
Dimana-mana
Agar tertaut dengan sejumput harapan
Pada tetes-tetes hujan
Saat embun menguap,
Mengeringkan asa,
menerbangkan debu-debu keangkasa
Secarik awan hitam, yang selalu memberi harapan
namun selalu hilang
dirayu angin
berlalu dalam nelangsa hati
pilu
Hujan tak jua datang
Kuntum-kuntum rembulan sujud
Dalam cahaya langit malam
Mentari esok kan menyingsing
Lagi,
Meretakkan bumi kering
Takut mendung tak jua menuai hujan
Matahari terlalu gagah untuk ku tantang,
Aku selalu berdoa pada langit
Agar mendung menggelantungkan awan hitam
Terkadang,
Kubisikkan harapan pada camar
Pada tarian ilalang
Tentang sebuah musim yang bernama kemarau
Retak tanah
Dimana-mana
Agar tertaut dengan sejumput harapan
Pada tetes-tetes hujan
Saat embun menguap,
Mengeringkan asa,
menerbangkan debu-debu keangkasa
Secarik awan hitam, yang selalu memberi harapan
namun selalu hilang
dirayu angin
berlalu dalam nelangsa hati
pilu
Hujan tak jua datang
Kuntum-kuntum rembulan sujud
Dalam cahaya langit malam
Mentari esok kan menyingsing
Lagi,
Meretakkan bumi kering
No comments:
Post a Comment