Sunday, April 3, 2011

Zina

Zina dan Menjaga Pandangan
Kita sering mendengar kata zina hati dan zina mata, yang menimbulkan pertanyaan bahwa semua indera bisa berzina. Zina itu ada dua kategori, pertama yang menyebabkan jatuhnya hukuman (had), kedua zina yang tidak menyebabkan jatuhnya hukuman namun tetap berdosa. Zina termasuk dosa besar yang penyebutannya diiringkan dengan perbuatan syirik dan membunuh, sebagaimana firman Allah dalam surat  Al Furqan ayat 68-70,
Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”           Bebagai orang yang berbeda penampilan dari ‘komunitas’, saya sering jadi bulan-bulanan teman-teman sekerja. Misalnya ada pemandangan kurang lazim didepan umum, teman-teman saya berebutan menutup mata saya secara spontan. Kata mereka, itu zina mata. Karena itulah saya mencoba menulis artikel tentang macam-macam zina dengan sumber utama dari majalah Ummi edisi 02/2005.
Seperti yang dikemukan diatas, untuk kategori zina yang pertama yaitu yang menyebabkan jatuhnya hukuman, adalah zina dengan perbuatan melakukan hubungan terlarang tanpa ikatan  nikah. Sedangkan yang tidak ada sangsi hukumnya adalah segala perbuatan yang dilakukan anggota tubuh yang mendekati zina.
Dari Abu Hurairah ra, bahwa Nabi saw bersabda, “Pasti dicatat bagi anak Adam bagiannya dari pada zina. Ia pasti mengetahuinya; dua mata berzina dengan memandang, dua telinga berzina dengan mendengarkan, lisan berzina dengan berbicara, tangan berzina dengan memegang, kaki berzina dengan melangkah, hati berzina dengan menginginkan dan berkhayal dan itu akan dibenarkan atau didustakan oleh kemaluan”. (HR. Bukhari & Muslim).
Jangankan melakukan zina, mendekatinya saja sudah terlarang,
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (Al Israa:32).
Ibnu Qayyim A-Jauziyah menjelaskan bahwa sebagian besar maksiat yang terjadi pada seorang hamba masuk melalui empat pintu: Pintu pertama, Al-Lahazhat (pandangan pertama). Pintu kedua, al-khatharat (pikiran yang melintas dibenak), pintu ketiga al-Lafazhat (lidah dan ucapan), pintu keempat, al-Khathawat (langkah nyata untuk sebuah perbuatan). Beliau menegaskan bahwa asal muasal seluruh musibah yang menimpa manusia dimulai dari pandangan, sebab pandangan itu akan melahirkan lintasan dalam benak, kemudian lintasan itu akan melahirkan pikiran, pikiran itulah yang melahirkan syahwat kemudian memunculkan keinginan yang menjadi kuat dan berubah menjadi niat yang bulat. Akhirnya apa yang tadinya hanya melintas dalam pikiran dapat berubah menjadi kenyataan (step by step, melalui proses waktu. Pasti kita semua pernah merasakannya, kan? Walaupun tidak sampai pada fase al Khathawat – aplikasi. Ngaku deh!).
So, bagaimana sih sebenarnya menjaga pandangan itu? Menurut Hj Herlini Amran, menjaga pandangan bukan berarti menutup atau memejamkan mata atau menundukkan kepala, namun lebih kepada menjaganya dan tidak melepas kendalinya secara liar, tidak memandang lawan jenis dengan berlama-lama, misalnya pelototin poto profil teman di facebook atau twitter J hik.. Tidak mengamati apalagi sampai terpenosa, alih-alih penasaran dengan dalih, rasanya kenal deh, dengan akhwat/ikhwan ini, padahal maksudnya pengen nyari ada tahi lalat ga ya di bola matanya, huss ngawurrr…
Untuk menghindari rangsangan/syahwat tersebut, jauhilah hal-hal yang mendekatinya. Misalnya tontonan dan bacaan yang kurang mendidik, selalu berpuasa sunnah, mengisi waktu dengan kegiatan yang bermanfaat (jangan bengong melulu diatas kasur), dan bergaullah dengan orang yang baik-baik. Masih ingatkan dengan syair tombo ati-nya Opick? Kira-kira seperti itulah.
(Dalam menasehati diri sendiri. Sumber utama :  majalah Ummi edisi 02/2005)

No comments:

Kasih............

Kasih manusia sering bermusim. Sayang manusia tiada abadi. Kasih Tuhan tiada bertepi. Sayang Tuhan Janjinya pasti