Wednesday, February 10, 2010

CS Baru

                                 Doni Doni Doni
Katakan padaku apa yang bisa kulakukan untuk seseorang yang bernama Doni? Laki-laki muda itu terlalu muda, wajah tanpa dosa, keramahan yang tertata, sopan dan terlihat selalu menundukkan tubuh saat berpapasan. Sebelum dia bekerja sebagai cleaning service di perusahaan tempatku bekerja,
aku juga miris melihat teman-teman cleaning service sebelumnya. Mereka bekerja di perusahaan penyedia jasa PT BBS sebagai subcont untuk berbagai perusahaan di Batam. Bedanya, cleaning service yang dulu seragamnya agak lusuh dengan baju dan celana berbahan dan berwarna sama, yang menonjolkan golongan kerja mereka.
Doni bekerja untuk subcont PT ISS, yang sekarang menggantikan PT BBS dan ditempatkan diperusahaan tempatku bekerja. Doni terlihat masih “anak baru” di Batam. Polos, innocent, dan keramahan yang tidak dibuat-buat. Pertama kali aku mendengar cerita tentangnya dari beberapa teman yang menceritakan bahwa ada seorang CS (Cleaning Service) yang tidak break pada jam makan siang. Ketika ditanya ia menjawab ia tidak punya uang dengan wajah innocentnya. Kemudian teman-temanku menyumbangkan sedikit rezekinya untuk Doni. Sejak itu aku mencari-cari tahu tentang Doni dan ingin sekali berkenalan dengannya.
Karyawan PT ISS sangat ramah dan sopan. Seragam mereka sangat rapi dan necis, lebih rapi daripada karyawan laki-laki di tempatku bekerja. Seragam putih kotak-kotak, lengan biru dongker dan celana dongker dengan ikat pinggang yang klimis. Sangat contrast sekali dengan CS sebelumnya. Jika melihat penampilan mereka diluar, takkan pernah menyangka bahwa mereka telah membersihkan toilet dan me lap meja- meja bekas makan siang karayawan.
Doni sedang menyedot debu yang menempel pada kain pel. Suara vakum menyedot suaraku saat menyapanya. Ia sibuk dan terlihat sangat tekun, menghayati setiap gerakannya. Tubuhnya kurus, dan posisi badannya seperti orang yang sedang sungkem.
“Saya orang Medan, Mbak, tapi Muslim. Saya tidak punya marga apa-apa. Baru tamat SMA tahun 2009. Saya tinggal di… (menyebutkan nama sebuah perumahan disebelah perumahan tempat tinggalku) bersama kakak saya.” Jawabnya saat kutanya identitas tentang dia.
“Daripada menganggur saya melamar jadi CS, Mbak. Soalnya lamaran saya belum dipanggil-panggil” jawabnya saat kutanya kenapa ia bekerja sebagai cleaning service.
Setiap aku berpapasan dengan Doni, hatiku merasa teriris, perih sekali kawan. Aku teringat adik sepupuku dikampung yang mengiba-iba padaku agar diizinkan bekerja di Batam. Tapi karena lowongan kerja buat cowok sangat terbatas disini, aku masih keberatan ia datang. Aku tak ingin ia bekerja keras, seperti teman baruku Doni. Bukan, bukan karena status social kerjanya yang membuatku menangis, tapi perjuangan Doni-Doni yang begitu keras menyelesaikan SMA-nya berakhir pada kain pel dan toilet. Tidak sebading dengan perjuangannya.
Dulu, aku selalu berpikir bahwa hidup ini tidak adil, sampai aku menemukan kata-kata bijak dari Umar bin Abd Aziz, bahwa keadilan itu adalah meletakkan sesuatu pada tempatnya. Pertama-tama, untuk “menganalisanya”, aku dulu menganggap siksaan neraka itu sangat kejam (aku belum mengenal Islam dengan baik) tapi ketika kubayangkan bahwa yang disiksa itu adalah Ariel Sharon, kurasa itulah keadilan yang dimaksud (J). Ketika aku merasa hidup tak pernah berpihak pada orang-orang yang status sosialnya seperti diriku dan yang lain, aku akan berpikir bahwa itu adalah kewajiban orang-orang yang telah diberikan kelebihan. Cara berpikirku sangat mono, kan?
Terkadang, saat aku tertekan dengan beban pekerjaanku (diomeli Bos, dipandang sebelah mata dan sering kali tidak menghargai pekerjaanku) aku selalu berpikir bahwa pekerjaan sebagai buruh, operator ataupun cleaning service lebih mulia dibandingkan seorang manager yang menyia-nyiakan amanah dan sering menyakiti bawahannya. Bekerja sebagai buruh ataupun cleaning service lebih bermartabat dari pada seorang staff ahli yang tidak mensyukuri dengan apa yang telah didapatkannya.
Berkaca pada Doni dan teman yang lain, sesungguhnya mereka adalah ujung tombak perusahaan. Jika manager tidak datang ataupun leadernya tidak masuk, produksi tetap akan berjalan. Tapi jika salah satu operator yang tidak masuk, semua lini akan dibuat kocar-kacir mencari alternative lain. Jika tidak ada tenaga CS, takkan ada yang sudi memasuki toilet. Ah, alangkah pentingnya posisi seorang Cleaning Service di dunia ini.
Karyawan PT ISS itu bekerja dengan semangat, tak ada perasaan jijik saat mereka membersihkan tempat yang paling personal didunia ini. Mereka sangat cekatan dan terlihat sangat bersemangat dengan pekerjaannya. Ramah dan sopan. Itu yang membuatku sangat terkesan. Rata-rata dari mereka adalah tamatan SMA, tapi karena lapangan kerja yang sulit untuk cowok di Batam, membuat mereka harus bekerja apa adanya. Aku sering menyembunyikan airmataku saat berpapasan dengan teman-teman baruku. Sekali lagi, bukan karena status pekerjaannya yang membuatku miris, tapi karena apa yang mereka dapatkan tidak sebanding dengan perjuangan yang mereka lakukan. Mereka jarang overtime, tunjangan yang minim, UMK yang masih dibawah rata-rata (paling banyak gaji mereka hanya berkisar Rp. 1500.000-an). Jika dihitung dengan pengeluaran yang tinggi, tak mampu membelikan secangkir kopi buat Ibu Bapak dikampung apalagi untuk karyawan cleaning service yang sudah berkeluarga.
Sementara karyawan yang mendapatkan posisi kerja empuk, hanya ongkang-ongkang kaki di depan computer kemudian tiba-tiba berteriak memprotes kenapa debu di mejanya berdiaspora kemana-mana. Atau seorang karyawan histeris saat keluar dari toilet dan mengumpat kenapa ruang pribadi mereka menebarkan bau tak sedap. Atau seorang manager menunjuk tong sampah yang sudah penuh tapi belum diungsikan, menunjuk dengan ujung-ujung jari kakinya.
“Yaa Tuhanku, syukurku hanya pada-Mu yang telah memberikan hamba nikmat yang tak berbatas. Maka yaa Allah, limpahkanlah Rahmat dan Hidayah-Mu, kurniakan lah rezeki yang baik, ilmu yang berguna untuk temanku Doni, dan Doni-Doni yang lainnya.”


No comments:

Kasih............

Kasih manusia sering bermusim. Sayang manusia tiada abadi. Kasih Tuhan tiada bertepi. Sayang Tuhan Janjinya pasti