Tuesday, May 31, 2011

Beda Nge-take dengan Khitbah

Beda nge-take dengan Khitbah
Saya baru dengar nih istilah ‘nge-take’ dari tulisan salah satu akhwat disebuah majalah Islami. Meski sering dijumpai dalam kehidupan seharian, istilah ‘nge-take’ baru nyangkut dipikiran saya tatkala ingat beberapa aktivis maupun aktipis yang menjalani gaya hidup seperti ini.
‘Nge-take’ dalam arti bebasnya mengambil duluan atau mem-booking duluan seseorang dengan berjanji menikahi dengan kata lain si Ikhwan atau Akhwat tidak boleh menikah dengan orang lain sampai Ikhwan/Akhwat tersebut meng-khitbah secara resmi.
Istilah seperti ini tentu beda banget dengan khitbah. ‘Nge-take tentu saja tidak dibenarkan karena tidak memiliki ‘kekuatan hukum’ yang jelas, tidak ada ‘saksi’ yang melihat apakah si Ikhwan telah ‘mengikat’ dan berjanji menikahi si Akhwat. Hubungan ini berjalan secara backstreet, sembunyi-sembunyi dari pihak ketiga (kalaupun ada saksi yang men- support hubungan tersebut, pastinya yang ketiga itu adalah syaitan, hiyyyy….).

Sementara khitbah adalah lamaran ‘resmi’ yang mengikat, dan selama masih dalam proses khitbah menuju pernikahan, perempuan yang sudah dikhitbah tidak boleh dikhitbah oleh orang lain. Tentu saja dalam proses peng-khitbahan ada saksi-saksi yang melihat. ‘Nge-take’ mungkin tidak separah pacaran pada umumnya jika dilihat secara kasat mata, karena tidak ada waktu apel, sentuhan halus, wakuncar atau sebagainya, pacaran gaya seperti ini bisa berakibat fatal (syerem!). Secara tidak kasat mata, efeknya bisa dilihat dari naik turunnya keimanan yang kacau balau, hilangnya hapalan satu persatu, lunturnya nilai dakwah, mulai mentolerir dosa-dosa yang dianggap kecil – misalnya tabarruj dalam berpakaian, dulunya cuma pakai bedak baby, sekarang sudah berdandan agak sedikit berani, dulunya berdandan dianggap untuk kerapian dan keindahan, sekarang terjadi distorsi makna, biar nampak cantik didepan dia-.
Munculnya hubungan seperti ini tentu karena interaksi para aktivis maupun non aktivis baik dalam dakwah maupun hubungan kerja. Bermula dari menanyakan schedule-schedule, hasil syuro, koordinasi acara-acara, de el el menimbulkan sebuah rasa aneh, asem, manis, menggigit dan menghipnotis. Apalagi generasi sekarang ini menganggap hijab saat meeting/syuro tidak penting, hubungan antar lawan jenis sudah sedikit longgar, maka terjadilah eye catching dan bagi yang tak bisa menepis akhirnya terhantam anak panah iblis.
Islam tidak melarang lawan jenis untuk saling berintekrasi satu sama lain. Bukankah kita didunia ini diciptakan untuk saling mengenal satu sama lainnya? Tapi tentu saja setiap perbuatan ada aturannya, dan begitu juga dalam pergaulan. Menundukkan pandangan tidak disertai menundukkan hati sama saja bohong, maka tundukkanlah hati kemudian tundukkan pandangan terhadap fitnah dan yang menyebabkan zina hati.
“Sesungguhnya sebelum kita menikah, aku pernah menyukai seseorang” Kata Fathimah kepada Ali ra disuatu hari. Tentu saja Ali dibakar api cemburu. Teringat bagaimana perjuangan hatinya untuk bisa memenangkan hati Fathimah. Rasa cemas dan berdebar menghantuinya saat Abu Bakar, Umar, dan Utsman bergantian mendatangi Rasulullah untuk meminang Fathimah. Mengingat betapa kuat rival yang akan dihadapinya, para sahabat terbaik.
“Siapakah dia?” Tanya Ali (mesem…he..he..)
“Laki-laki itu adalah Kakanda sendiri...” Jawab Fathimah menunduk malu.
Deuuu…romantiskan? Fathimah yang mulia, dia bisa menyimpan perasaan rapat dalam hatinya. Hanya Allah yang Maha Tahu, dan Allah pasti akan memberikan yang terbaik padanya.
Percayalah…! (dalam menasehati diri sendiri)
01 June 2011, 01:23 am

4 comments:

Anonymous said...

ya berarti nge-take itu sama aja dengan pacaran kak. pacaran terselubung!!!
saat ini banyak terjadi tuh...

Hilmy said...

Ho..oh say...
moga kita bisa jaga izzah ya...

nadianasis said...

ketemu di google,
trnyata punya si unii
:P

Hilmy said...

Ayoooo Nadia Anassis pasti ini
cucunya Aristotles Onassis kan..?

hhmmm.. kata kuncinya di google pas searching apa yah..?
look look dululah di stats....
jgn2 Nadia lagi look look neh
hehhehhe

Kasih............

Kasih manusia sering bermusim. Sayang manusia tiada abadi. Kasih Tuhan tiada bertepi. Sayang Tuhan Janjinya pasti