Wednesday, May 19, 2010

Orang yang Saya Cintai

Saya berkata pada diri sendiri, apa yang paling saya inginkan didunia ini, selain keinginan untuk masuk syurga kelak? Yang saya pikir adalah dimasa dunia ini sebelum waktu saya dan bumi ini berakhir. Setelah saya merenung dari jam 00 dini hari tadi, jawaban sederhana yang sudah ada dikepala saya adalah, saya ingin orang-orang yang saya cintai bahagia didekat saya, saya ingin memiliki orang-orang yang saya cintai selamanya dan orang yang saya cintai ada didekat saya. Orang-orang dan orang yang saya cintai tentu berbeda arti. Orang-orang yang saya cintai adalah kedua orang tua saya, kakak-kakak saya, ponakan, kerabat, sahabat dan semua family dan tetangga saya.

 Sedangkan orang yang saya cintai adalah seseorang yang melihat namanya saja tertulis membuat hati saya bergetar. Bulir-bulir memuai dihati saya ketika mengeja namanya. Namanya terdengar amat merdu ditelinga, bergetar dan memunculkan sebuah perasaan yang tak terkata. Menyebut namanya membuat hati ingin menyelami makna dari namanya. Seperti memandang ke laut lepas, nama itu teramat luas dan bergelombang, seperti melihat ke angkasa, nama itu mengambang diudara, pecah menajdi kuntum-kuntum mawar, menyelimuti jagad raya ini.
Sayapun tersungkur tak dibuat-buat. Larut dalam pengharapan akankah saya termasuk orang yang ada dalam dekapannya? Ketika saya mengucapkan syahadat yang kesekian kalinya untuk meyakinkan bahwa saya benar seorang Muslim, saya terbata mengeja namanya. Saya memang jatuh cinta padanya. Jatuh sejatuh jatuhnya. Muhammad, Ahmad adalah nama yang merdu ditelinga, sedap dieja bagaikan mendulang madu disudut bibir. Maka, saya paling tidak tahan jika ada manusia lain yang memakai namanya namun tidak mencontohkan perilakunya. Pernah seorang teman sekelas saya dikampus, mahasiswa baru pindahan yang dengan tidak sopannya menyela presentasi kelompok yang sedang berlangsung, mengkritik dosen kami dengan pedas sehingga mahasiswa lain menyumpahinya pelan-pelan. Dan ketika dia memperkenalkan namanya ia memakai nama merdu itu didepan namanya. mahasiswa lain menggerutu, “namanya Muhammad, tapi prilakunya…” kontan saya ingin mencekik leher orang yang tidak tau diri itu.
 Beribu kunang-kunang terbang mengelilingi pohon jambu air itu, beribu bintang mengerlip gemerlapan dalam kesunyian malam ini, beribu rasa bercampur aduk dalam pengharapan. Nyiur dipantai melambai, sujud diatas pasir-pasir putih. Karang mengkorosi dirinya sendiri dalam asinnya air laut, men-shalawatinya, menyebut Dzat yang Menciptakannya. Camar-camar yang menggoda menyulam puspa warna diangkasa. Seindah pantai tenggara, menggoda mentari mengintip dari perdauannya.
Seindah rembulan yang benderang, memancarkan kembang api raksasa diangkasa, saat gendang dtabuh menyambut kedatangannya yang mulia, membangunkan onta dari tidurnya. Saat itu tulip-tulip mengintip dari kelopaknya, menyemarakkan semerbak shalawat kembali menyebut namanya, indah terdengar, manis untuk di eja. Di negeri tenggara ini kembali saya mencoba mengeja namanya, dan saya merasakan jatuh cinta untuk yang kesekian kalinya, kepadanya lagi dan lagi.
16th, May 2010. 04:00 am

No comments:

Kasih............

Kasih manusia sering bermusim. Sayang manusia tiada abadi. Kasih Tuhan tiada bertepi. Sayang Tuhan Janjinya pasti